No Romance. No!


                Kemarin, saya melanggar janji kepada diri sendiri untuk tidak lagi menonton film romansa. Karena saya libur di rumah setelah UN, ibu saya menagih janji saya untuk menonton film bareng. Saya belum sempat menambah pembendaharaan koleksi film. Satu-satunya film yang belum ditonton dari laptop saya adalah film Thailand yang berjudul Crazy Little Thing Called Love. Sudah pada tahu semua kan film ini. Resensi dan review film yang dirilis tahun lalu bertebaran dimana-mana. Yang akan saya ulas adalah rasa mual yang saya alami setelah menonton film itu hingga hari ini. Bahkan sama mualnya dengan saya nonton film pembantaian. Kok bisa? Film romansa itu bagai membantai hati saya.
                Film ini, saya hide di laptop saya, agar adik saya yang menginjak 15 tahun tidak galau setelah menonton film. Saya kerap kali menertawakan orang-orang yang jadi galau setelah menonton film romansa. Dan saya selalu menghindari film romansa. Kelihatan kan, bahwa saya itu pengecut. Saya tidak tahu apa yang menyebabkan saya ikut menonton lagi film itu bersama ibu saya. Mungkin karena ketika saya nonton bareng teman-teman, saya tidak menonton sampai beres. Jadi wajar kan saya menertawakan mereka karena saya tidak tahu apa yang membuat mereka galau seperti itu. Dan kemarin, saya menemukan jawabannya.
                Entah sama atau tidak dengan orang lain, tapi hal yang menyesakkan dada adalah saat adegan P’Shone membuka album fotonya yang semua isinya foto Nam, sejak ia adalah seorang black swan sampai menjadi princess. Dan P’Shone tidak berani jujur untuk mengatakan bahwa bunga mawar putih yang diberikannya ke Nam di hari Valentine adalah bunga yang ia tanam sendiri dengan cinta. Ada yang ingat adegan ini?
                Adegan itu membantai hati saya. Andai ibu saya sadar mengapa saya menjadi pendiam setelah menonton film itu. Alih-alih menjadi Nam, sayalah si P’Shone, pengagum rahasia yang pengecut. Saya belum menemukan si Nam, atau P’Shone saya. Pantas teman-teman saya ngimpi untuk punya kisah cinta seperti Nam dan P’Shone.
                Hmmm....drama percintaan saya sangatlah tidak mulus. Kata seorang ahli, ketika menerawang saya, mengatakan bahwa saya punya kekuatan yang membuat orang segan dan tidak pandang usia. Bahkan ahli itu sendiri mengatakan bahwa karena kekuatan saya, ia harus berhati-hati memilih kata ketika berhadapan dengan saya. “Laki-laki pun, meski dia naksir anda, mundur karena segan”, ujar beliau. Deg! Saya paling tidak suka kalau membahas hal seperti ini. Atau harus mengakui bahwa laki-laki pun takut dengan saya. Demi apapun, mendengar penuturan beliau membuat sempat membuat saya tidak bersyukur dan ingin melepaskan kekuatan saya, atau apapun namanya, yang menyebabkan laki-laki takut kepada saya. Secara fitrah, i want to be loved, secara terang-terangan. Tidak diam-diam apalagi pakai segan. Seakan membaca pikiran saya, ahli itu mengatakan, “Jangan takut. Kekuatan itu membuatmu tidak dilecehkan orang. Berdo’a aja moga nanti dapat pasangan dengan kekuatan yang sama. Kalau kamu dengan orang yang biasa-biasa saja, nanti kekuatan kamu hilang”. Saya menjadi bersyukur dengan kekuatan saya, yang membuat orang tidak berani melecehkan saya hingga hari ini. Apa ini berarti saya harus mencari cowok yang disegani cewek? Hingga hari ini, saya belum menemukannya.
                Aih, kenapa saya mendadak selemah ini? Bukankah romansa seperti CLTCL itu skenario manusia. Sedangkan romansaku? Tuhanku Maha Baik mau menyiapkan romansa spesial, sespesial diriku. 

Leave a Reply