Episode Saltum

Well, ini semua bermula akibat pengumuman kemarin : "Besok TO di sekolah pakaian bebas, sopan, tidak bersendal, dan tidak menggunakan CELANA JEANS". It's Sunday and It's Freeday. Aku punya beberapa pilihan : 

1. Nekat tetap memakai celana jeans. Aku sih ga masalah. Tapi aku ga mau cari masalah. Dan aku ga punya jenis celana lain.
2. Pake rok. Ini bisa jadi alternatif. Tapi semua rok milikku sudah sempit sejak terakhir pakai dua tahun lalu. 
3. Pake gamis. Nah, inilah yang disarankan oleh ummi tercinta. Kau tahu apa jawabku, "Belum pede. Belum siap jadi sorotan banyak orang". 
4. Alternatif terakhir : pake celana olahraga. Ini saran teman aku. Akhirnya kita pake bertiga. 

And after all, it's suckest thing ever! Begitu nyampe sekolah, banyak kok anak-anak yang make celana jeans. Nyesel juga sih. Tapi aku coba buat pede. Anak-anak ga mempermasalahkan. Ternyata para guru yang mempermasalahkan. Dari yang nanya, "Kok pake celana olahraga?" sampai yang nyindir, "Habis lari darimana, neng?". Gue udah kehilangan muka. Saltum total. 

Ini bukan inti cerita. Intinya adalah saat aku melihat temanku (aku ga kenal) pake gamis. Seketika aku kagum dan iri. Campuran keduanya. Aku ingin pakai gamis. Liat dia pede bikin aku iri. Kenyataan, itu revolusioner. Banyak yang kutakutkan dari menggunakan gamis sehari-hari (yang dimaksud sehari-hari adalah termasuk mengenakannya saat acara sekolah. Bukan hanya acara non-sekolah saja). Dari menjadi sorotan orang hingga pengen lepas lagi. Ga mungkin kan hari ini aku pake gamis besok pake jeans lagi? Ga konsisten. Dan kalo udah pake gamis, ga mungkin kan aku karaoke-an, dance, atau ngomong kenceng? 

Ya, emang masalahnya ada di diri aku sendiri. Tapi sejak saltum tadi pagi, kok aku malah pengen pake gamis ya? Nyesel sih nolak saran ummi. Belum pernah aku merasa lebih tenang daripada pake gamis :( 

Leave a Reply