Tulisan
sebelum mengakhiri malam. Semacam jurnal. Pernahkah kamu memperhatikan waktu
yang tertera di bawah posting. Selalu malam. Pikiranku selalu segar untuk
menulis jurnal pada jam segitu. Tapi tidak untuk membuka buku pelajaran.
Setelah
menghabiskan malam dengan mengencani laptop, aku baru ingat hal yang harus
kulakukan : mengedit naskah drama B.Inggris. Setelah tiga minggu tanpa ide
dariku, temanku berinisiatif memberikan naskah Bawang Merah Bawang Putih.
Mentah, tinggal diolah. Meski awalnya aku menolak karena itu ide, semua orang
sudah taulah cerita Bawang Merah Bawang Putih, tapi hingga detik ini tidak
terlintas ide yang lebih baik dan
brilian daripada ini. Kalau ada cerita edit naskah segala macam, pasti
diserahkan kepadaku. Daripada dikatakan sebagai pemimpin atau penggagas ide,
aku lebih tepat dikatakan sebagai editor. Dan itulah keahlianku yang sudah
disadari lebih dulu oleh kawan-kawanku.
Daripada
ribut cari ide mentah, aku lebih suka menggarapnya. Mereka bilang aku ga inisiatif.
Tapi siapa yang pada akhirnya menyelesaikannya? AKU! Untuk ide cerita pun harus
dari orang lain. Aku sendiri tidak kepikiran ide seperti itu. Apakah itu
salah? Menurutku tidak. Kita ini saling
melengkapi. Carikan ide, aku yang akan mengolahkan, dan kamu yang
menyebarkannya. Cukup. Jangan suruh aku mikir. Biarkan aku masuk ke idemu. Aku
ini buta kalau cari ide, bagai mencari harta karun di tanah tandus. Sekalinya
menemukan lubang pertanda harta karun, akan kugali sampai titik terdalam.
Katanya,
tukang edit tuh ga kreatif. Yang lebih kreatif itu tukang cari ide. Hah,
katanya tuh kata siapa? Kalau ga ada tukang edit, ide dia tuh bakal mentah! Ide
dia ga bakal terealisasi tanpa tukang edit. Dan semua orang punya job desc
masing-masing kan? Meski harus lebih dari job desc, job desc apapun tidak
main-main.